Kamis, 09 Oktober 2014

Kebudayaan Dan Tradisi Negara India

India

 

        Republik India (भारत गणराज्य) adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, dan adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia dalam PDB, diukur dari segi paritas daya beli (PPP), dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. India, negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer terbesar dan memiliki kemampuan senjata nuklir.
         Terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Myanmar. Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bersebelahan.
         India adalah letak dari peradaban kuno seperti Peradaban Lembah Sungai Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama dunia: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme. Negara ini merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaan pada 1947.

Kebudayaan

        Kebudayaan India penuh dengan sinkretisme[2] dan pluralisme budaya.[3] Kebudayaan ini terus menyerap adat istiadat, tradisi, dan pemikiran dari penjajah dan imigran sambil terus mempertahankan tradisi yang sudah mapan dan menyebarluaskan budaya India ke tempat-tempat lain di Asia.
        Kebudayaan tradisional India memiliki hirarki sosial yang relatif ketat. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang peran dan kedudukan mereka dalam masyarakat.[4] Tradisi ini diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa dan roh yang dianggap berperan penting dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka.[4] Dalam sistem kasta di India ditetapkan stratifikasi sosial dan pembatasan dalam kehidupan sosial di anak benua India. Kelas-kelas sosial dibentuk oleh ribuan kelompok herediter yang mempraktikkan endogami, yang umum disebut jāti atau kasta.
         Orang India sangat menghargai nilai-nilai kekeluargaan tradisional. Walaupun demikian, rumah-rumah di perkotaan sekarang lebih sering hanya didiami oleh keluarga inti. Hal ini disebabkan keterbatasan ekonomi dan sosial untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga besar. Di kawasan pedesaan masih umum dijumpai anggota keluarga dari tiga hingga empat generasi yang tinggal di bawah satu atap.[4] Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga sering diselesaikan secara patriarkisme.[4] Mayoritas terbesar orang India menikah setelah dijodohkan oleh orang tua mereka atau anggota keluarga yang dituakan, namun dengan persetujuan pengantin pria dan pengantin wanita.[5] Pernikahan dipandang sebagai ikatan seumur hidup,[5] dan angka perceraian sangat rendah.[6] Walaupun demikian, pernikahan dini masih merupakan tradisi yang umum.[7] Separuh dari populasi wanita India menikah sebelum mencapai usia 18 tahun yang merupakan usia dewasa menurut hukum.[8]
Masakan Khas India: 
        Masakan India mencakup berbagai masakan khas dari berbagai kawasan di India. Ciri khas masakan India adalah pemakaian bumbu serta rempah-rempah yang beraneka ragam. Makanan pokok orang India adalah beras (terutama di India selatan dan timur) dan gandum di India bagian timur.[9] Rempah-rempah seperti merica aslinya berasal dari anak benua India. Cabai menjadi populer di India berkat diperkenalkan oleh orang Portugis.[10]

Pakaian tradisional
         Pakaian tradisional khas india berbeda-beda menurut daerahnya di India. Warna-warni dan gaya pakaian tradisional bergantung pada berbagai faktor, terutama iklim. Pakaian berupa kain yang disampirkan merupakan gaya busana yang populer di India. Wanita mengenakan pakaian yang disebut sari, dan pria mengenakan pakaian yang disebut dhoti atau lungi. Pakaian dari kain yang dijahit juga populer, seperti salwar kameez yang dikenakan wanita. Pria mengenakan kurta berikut piyama, selain celana panjang dan kemeja gaya Eropa yang juga populer.


         Sebagian besar hari libur di India merupakan hari raya keagamaan. Walaupun demikian, di India juga terdapat hari raya sekuler yang dirayakan tanpa memandang kasta dan kepercayaan. Hari raya yang dikenal di seluruh India, misalnya Diwali, Ganesh Chaturthi, Ugadi, Thai Pongal, Holi, Onam, Vijayadasami, Durga Puja, Idul Fitri, Bakr-Id, Natal, Buddha Jayanti, dan Vaisakhi.[11] India memiliki tiga hari nasional. Selain itu, India memiliki hari raya lainnya. Jumlah hari libur resmi antara 9 hingga 12 hari bergantung kepada masing-masing negara bagian. Kehidupan beragama merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan bukan urusan pribadi.
Arsitektur India:  
         Arsitektur india sangat melambangkan kebinekaan kebudayaan India. Sebagian di antaranya, termasuk monumen megah seperti Taj Mahal dan bangunan berarsitektur arsitektur MughalMughal dan India Selatan merupakan campuran dari tradisi kuno dan beraneka ragam tradisi lokal dari berbagai wilayah di India dan luar negeri. Arsitektur vernakular juga menunjukkan variasi regional yang mencolok.



Musik India
         Musik india mencakup berbagai jenis musik daerah dan musik tradisional. Musik tradisional India secara garis besar dibagi menjadi dua jenis: musik tradisional Hindustani dari India Utara, Karnataka dari India Selatan, dan berbagai variasi darinya yang muncul di sebagai musik daerah di India. Musik filmi dan musik rakyat India merupakan bentuk-bentuk musik pop yang telah menjadi bentuk musik daerah. Musik yang dibawakan kelompok baul berakar pada tradisi sinkretisme, dan merupakan contoh musik rakyat yang dikenal luas.



Tari India:
         Tari india juga terdiri dari bentuk-bentuk tari klasik dan tari rakyat. Di antara tari rakyat India yang dikenal luas, misalnya: bhangra dari Punjab, bihu dari Assam, chhau dari Benggala Barat, Jharkhand dan sambalpuri dari Orissa, serta ghoomar dari Rajasthan. Akademi Musik, Tari, dan Drama Nasional India telah mengakui delapan bentuk tari sebagai tari klasik India. Di antara kedelapan tarian tersebut sebagian di antaranya dilengkapi narasi dan dipengaruhi unsur-unsur mitologi Hindu. Kedelapan tari klasik India yang dimaksud adalah: bharatanatyam dari Tamil Nadu, kathak dari Uttar Pradesh, kathakali dan mohiniyattam dari Kerala, kuchipudi dari Andhra Pradesh, manipuri dari Manipur, odissi dari Orissa, dan sattriya dari Assam.[12]
         Teater di India memadukan musik, tari, dan dialog yang memakai skenario atau improvisasi.[13] Kisahnya sering didasarkan pada mitologi Hindu, namun sebagian di antaranya mengambil ide dari kisah percintaan abad pertengahan, sambil menyinggung peristiwa-peristiwa sosial dan politik. Teater rakyat yang populer di India, misalnya: bhavai dari negara bagian Gujarat, jatra dari Benggala Barat, nautanki dan ramlila dari India Timur, tamasha dari Maharashtra, burrakatha dari Andhra Pradesh, terukkuttu dari Tamil Nadu, serta yakshagana dari Karnataka.[14]
        India memiliki industri film terbesar di dunia.[15] Bollywood memproduksi film-film Hindi yang laris. Industri film Bollywood berpusat di Mumbai, dan telah menjadi industri film paling produktif di dunia.[16] Selain Bollywood, film-film berbahasa Bengali, Kannada, Malayalam, Marathi, Tamil, dan Telugu juga didukung oleh industri film yang mapan.[17]
         Bentuk-bentuk awal sastra India berbentuk sastra lisan yang kemudian dijadikan sastra tertulis.[18] Kesusastraan India mencakup karya-karya sastra Sanskerta, seperti bentuk awal Weda, epos Mahabharata dan Ramayana, drama Sakuntala, puisi-puisi seperti Mahākāvya,[19] dan sastra Sangam dalam bahasa Tamil.[20] Di antara penulis India era modern terdapat sastrawan Rabindranath Tagore yang memenangi Hadiah Nobel tahun 1913.

Sayembar

        Sayembara (Sanskerta: स्वयंवर ; Swayamvara), pada zaman India Kuno, adalah usaha untuk memilih pasangan hidup di antara sederetan para peminang oleh gadis yang cukup umur untuk menikah. "Swayam" dalam bahasa Sanskerta berarti "sendiri" dan "Vara" berarti "memilih" atau "menginginkan".
       Dalam pelaksanaannya, ayah si gadis memutuskan untuk mengadakan sayembara memperebutkan puterinya pada saat dan waktu yang tepat, dan menyebarkan berita tersebut ke penjuru negeri. Para raja biasanya mengirim utusannya ke luar negeri dan menyebarkan berita tersebut kepada masyarakat.
        Pada hari dan tempat yang telah ditentukan, sederetan peminang datang ke rumah si gadis dan melamarnya. Si gadis dan keluarganya memilih salah satu di antara daftar para peminang, kadangkala menentukan hasilnya setelah peminang melaksanakan berbagai syarat tertentu. Ketika si gadis sudah menentukan pilihannya, ia mengalungkan karangan bunga kepada calon suaminya dan upacara pernikahan dilaksanakan dengan segera.

Bharat matrimony

         Konsep sayembara masih berlanjut hingga sekarang namun dengan perbedaan. Dalam seyembara masa lalu para pangeran dari kerajaan tetangga berkumpul di tempat sang pengantin dan yang paling layak dan yang paling tangkas di antara mereka semua akhirnya berhak menikahi sang puteri.
        Namun Sayembara masa kini lebih berbelit-belit. Beberapa anak muda, baik pria maupun wanita bertemu di tempat umum, berinteraksi dan kadang-kadang memilih pasangan. Belakangan ini, sebuah situs pernikahan di Internet yang disebut BharatMatrimony.com mengadakan semacam acara yang disebut Mega Swayamvaram 2007 di Chennai, India. Acara itu sukses besar dan lebih dari 10.000 bujangan dari berbagai kasta di komunitas Tamil diterima.

Ritual Budaya dan Tradisi Pernikahan Sebelum Menikah

Upacara Shagun
      Pertama-tama dalam melakukan hindu marriage mereka melakukan upacara Shagun. Sama saja dengan tradisi di Jakarta, orangtua termasuk ibu dari pihak pria datang menyambangi calon wanita. Ibu pihak pria akan membawakan hadiah berupa baju, sepatu, bahan pangan utama seperti beras, kacang-kacangan, perlengkapan harian yang biasa digunakan sang wanita dan juga perhiasan yang indah. Bersamaan dengan diantarnya hadiah ini, pada upacara Shagun akan dibicarakan tanggal pernikahan yang baik untuk kedua calon pengantin.

Upacara Mangni
      
Acara berikutnya adalah upacara Mangni, upacara yang dilakukan setelah upacara Shagun ini umumnya dilakukan di rumah keluarga wanita juga. Upacara Mangni adalah proses bertukar cincin. Budaya dan tradisi tukar cincin akan disaksikan seluruh keluarga.



Upacara Mehndi
      
Setelah itu upacara Mehndi, Wanita akan dipakaikan mehndi, proses ini bertujuan untuk menghias tangan dan kaki mempelai wanita. Upacara Mehndi diselenggarakan di rumah wanita. Calon mempelai wanita biasanya ditemani oleh teman-teman terdekat dan saudara sepupu yang belum menikah.

 

Ritual Budaya dan Tradisi Pernikahan Menjelang Hari Pernikahan

Pesta menari pun digelar sebelum hari pernikahan. Pelaksanaan dilakukan baik dirumah calon pengantin wanita dan pria secara terpisah. Orangtua atau anggota keluarga yang dituakan biasanya memberikan doa pemberkatan untuk pernikahan anak mereka. Ada juga doa untuk kebahagiaan rumah tangga sang anak. Proses ini tentu sangat terasa haru. Ada juga tarian dari teman-teman terdekat dan saudara sepupu yang isinya godaan-godaan karena saudara mereka sudah berhasil menikah lebih dulu. Biasanya ini ada paling terakhir dan semua akan terasa kembali ceria. Setelah upacara ini calon pengantin pria dan wanita tidak saling bertemu sampai upacara pernikahan berlangsung.

Upacara Pernikahan

    Upacara pernikahan dimulai setelah mempelai pria hadir di tempat pernikahan, sebagian menggunakan rumah wanita untuk jadi tempat upacara pernikahan. Iringan musik akan menemani keluarga pria, musik dan tarian ini disebut Baraat. Lalu keluarga wanita akan menyambut dan disebut dengan Varah Satkaarah.  Di pintu masuk aula ibu pengantin wanita menerima pengantin pria dengan menerapkan tilak (bubuk kumkum merah dan beras) untuk menandakan keberuntungan di dahi pengantin pria dan memberkatinya. Mempelai disambut dan diperlakukan seperti Mahawishnu seperti yang akan pengantin diperlakukan sebagai Laxmi (Maha Dewi). Imam dan orang tua pengantin wanita memimpin mempelai dan orangtuanya ke tahap di mana mereka diberi kursi sebelum dinikahkan.
     Pengantin wanita kemudian masuk di mandap dikawal oleh paman dari pihak ibu setelah itu ia duduk ke sisi kanan mempelai pria.
 
Achamana dan Angasparsha
      Semua upacara keagamaan Hindu mulai dengan dua perayaan, yaitu Achamana atau menghirup sedikit air dan Angasparsha atau anggota badan menyentuh seseorang dengan tangan kanan seseorang menggunakan dua jari tengah dengan sedikit air. Achaman adalah penyucian dan kondusif untuk sikap dan pikiran damai. Angasparsha dimaksudkan untuk berdoa demi mendapatkan kekuatan fisik dan kewaspadaan.

Upacara Madhuparka
    Madhuparka adalah minuman bergizi yang terdiri dari madu dan ghee atau mentega. Upacara Madhuparka sebagai sarana menyambut tamu. Dalam upacara pernikahan, madhuparka dilakukan kepada orangtua mempelai wanita. Tindakan ini merupakan simbol dari rasa manis dan sukacita bahwa harapan pengantin pria akan menjadi bagian dari kehidupan dan pengantin baru bersama-sama.

Kanya Daan
     Ini mungkin adalah bagian yang paling penting dan paling simbolis dari upacara pernikahan. ‘Kanya’ berarti anak perempuan dan ‘Daan’ berarti memberikan, maka dalam hal ini bagian dari upacara pernikahan orang tua pengantin wanita memberinya pergi dengan mempercayakan anak wanitanya diserahkan kepada mempelai pria. Imam terus melantunkan nyanyian ayat-ayat pernikahan dan pemberkatan dalam bahasa Sansekerta, untuk memberitahukan bahwa orangtua rela menyatakan keinginan dan persetujuan mereka, dengan meminta pengantin pria untuk menerima anak mereka sebagai istrinya.

Vivah-homa
       Semua ritual khidmat dan upacara dimulai dengan kinerja Homa (upacara api suci atau yajna Havan) di antara para pengikut agama Veda. Idenya adalah untuk memulai semua usaha menguntungkan dalam suasana kemurnian dan spiritualitas. Suasana ini dibuat oleh pembakaran herbal harum dan ghee  dengan pembacaan mantra atau ayat-ayat yang sesuai. The Achaman dan Angasparsha dilakukan untuk kedua kalinya, dengan pengantin wanita juga diikutsertakan.

Pani-Grahanam
      Ini adalah penerimaan pengantin wanita dengan mempelai pria sebagai istrinya. Pengantin pria segera mengangkat tangan pengantin wanita dengan tangan kirinya, kemudian berjanji untuk melindungi dirinya dan keturunan mereka, mengikuti jalan kebajikan dengan dia dan mengatasi semua rintangan sehingga mereka dapat hidup bahagia dan mencapai tujuan rohani mereka bersama-sama.

Pratigna-Karanam
     Pada tahap ini pasangan berjalan di sekitar api dan mengambil sumpah kesetiaan, kasih setia dan kesetiaan seumur hidup satu sama lain.

Shilarohanam
     ‘Shila’ berarti batu. ‘Arohan’ berarti naik atau melangkah di atas. Ibu dari pengantin wanita membantu untuk melangkah ke batu dan nasihat untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan baru. Sepasang suami-istri mungkin mengalami pasang surut, suka dan duka, sakit dan kesehatan. Terlepas dari kesulitan yang mereka hadapi mereka diperintahkan untuk tetap teguh dan setia kepada satu sama lain.

Laja Homa
       Selama tahap upacara ini, persembahan yang dilakukan dihadapan api suci. Saudara laki-laki pengantin wanita menempatkan sajian biasanya berupa nasi goreng ke tangannya, setengah dari yang tergelincir ke tangan pengantin pria di bawah miliknya, yang kemudian tergelincir ke dalam api. Hal ini dilakukan tiga kali selama sementara pengantin wanita berdoa kepada Yama, Dewa kematian, untuk umur panjang, kebahagiaan dan kesejahteraan suaminya.

Serangkaian perawatan bayi di India

Menyapu Madu
       Menyapu madu adalah sebuah ritual perawatan bayi yang baru lahir dengan menggunakan madu yang sudah dicampur minyak savvennai yang dioleskan pada lidah sang bayi. Minyak savvenai adalah sebuah campuran minyak lenga, minyak bijan dan mambu yang dipercaya dapat melembutkan lidah bayi, menghindarinya dari berbagai penyakit serta memudahkan bayi belajar berbicara.

Upacara Aalati
        Upacara Aalati merupakan sebuah prosesi perawatan bayi sebelum bayi masuk ke rumah dengan tujuan menghilangkan segala malapetaka atau sebagai tolak bala. Dalam upacara ini menggunakan serbuk kunyit, kapur sirih, arang, dan kapur barus yang kemudian diangkat serta diputar sebanyak tiga kali.

Ritual mandi
        Selesai seorang ibu menjalani persalinan, dengan segera bayi dimandikan ketika petang yang dilakukan oleh wanita yang telah berpengalaman. Perawatan bayi yang satu ini menggunakan air suam yang dicampur dengan berbagai ramuan herbal yang nantinya akan dibasuhkan pada tubuh bayi.

Pengasapan bayi
        Selesai bayi dimandikan, perawatan bayi selanjutnya adalah dilakukan pengasapan pada bayi di atas kemenyan yang kemudian sang bayi akan dibedaki dengan tepung beras agar bayi tidak terserang ruam.

Mendodoi Bayi
        Mendodoi bayi merupakan teknik perawatan bayi yang sering dilakukan masyarakat India atau sering juga disebut taalaatu yaitu memberikan nasihat agar sang bayi kelak menjadi orang yang berguna.

Melempar bayi
        Untuk memperoleh keberuntungan, seorang bayi India diharuskan untuk dijatuhkan dari sebuah menara yang memiliki tinggi sekitar 50 kaki. Para bayi akan dibawa ke atas menara untuk dilemparkan ke bawah dimana di bawah ada pria yang bertugas menangkap bayi menggunakan sprei yang kemudian sang bayi akan dioper para penonton untuk dikembalikan kembali kepada ibunya.

Tradisi menyentuh kaki

        Di Indonesia namanya sungkem, budayanya orang Jawa. Kalau tradisinya orang India yaitu dengan menyentuh kaki. Beda dengan Namaste yang bisa dilakukan ke siapapun tanpa batasan umur. Kalau menyentuh kaki hanya dilakukan ke orang yang lebih tua.

        Tradisi menyentuh kaki adalah tradisi yang paling umum di India. Ketika seseorang menyentuh kaki orang yang lebih tua, itu tandanya sebagai penghormatan. Aspek terpenting dari tradisi dari India ini bahwa orang yang disentuh kakinya bisanya superior (unggul) secara usia dan posisi.
        Makna lainnya dari tradisi ini tidak hanya menghormati anggota keluarga yang lebih tua namun juga menghormati sisi spiritualisme seseorang. Biasanya kan keluarga di India tinggalnya sebagai keluarga besar, menyentuh kaki dilakukan oleh para anak lelaki dan menantu perempuan kepada orang tau dan kakek-nenek mereka.

Agama

        Mayoritas penduduk di India beragama Hindu 80.46%, Islam 13.49%, Kristen 2.34%, Sikh 1.87%, dan sisanya Buddha 0.71%, Jain 0.41%, dan Yahudi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar